Gambar Sampul Sosiologi · BAB I STRUKTUR SOSIAL
Sosiologi · BAB I STRUKTUR SOSIAL
Wida

23/08/2021 12:01:45

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

ii

SOSIOLOGI SMA dan MA Kelas XI IPS

Desainer sampul : Andhika Cakra Permana

Pewajah : Muthiah Farida

Ukuran

: 17,6 x 25 cm

301.07

WID

WIDA Widianti

s

Sosiologi 2 : untuk SMA dan MA Kelas XI IPS / penulis, Wida Widianti

. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

v

i

, 1

1

0 hlm, : ilus. ; 25 cm

Bibliogra

fi

: hlm. 105-106

Indeks

ISBN 978-979-068-

742-4

(no

.

j

i

l

i

d lengkap)

ISBN 978-979-068-

750-9

1. Sosiologi-Studi dan Pengajaran I. Judul

II. Wida Widianti

Penulis : Wida Widianti

Hak Cipta pada Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Dilindungi oleh undang-undang

Hak Cipta Buku ini telah dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional

Dari Penerbit Habsa Jaya Bandung

Diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional

Tahun 2009

Diperbanyak Oleh....

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada

tahun 200

9

, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit

untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (

website

) Jaringan

Pendidikan Nasional.

Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan

untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 22 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para

penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada

Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan

guru di seluruh Indonesia.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada

Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (

down load

), digandakan,

dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk

penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan

yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan

lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah

Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para

siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya.

Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena

itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, Juni 2009

Kepala Pusat Perbukuan

Kata Sambutan

iii

Kata Pengantar

iv

KATA PENGANTAR

Ilmu Pengetahuan merupakan hasil dari proses kebudayaan masyarakat. Ia

tumbuh dan berkembang sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat

itu sendiri. Di tengah perubahan sosio kultural masayarakat dunia, penguasaan atas

ilmu pengetahuan menjadi hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Ketidak-

mampuan dalam menguasainya, pada gilirannya akan menjadikan seseorang tidak

memiliki kemampuan mengarungi kehidupan dengan baik.

Pada dasarnya ilmu pengetahuan terbagi menjadi tiga, antara lain; ilmu peng-

etahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, dan humaniora. Buku sosiologi ini merupa-

kan bagian dari ilmu pengetahuan sosial yang disusun dan disajikan bagi siswa yang

duduk di bangku SMA dan MA kelas XI dengan materi yang merupakan kelanjutan

dari materi pada tingkatan sebelumnya dan merupakan upaya untuk menggambar-

kan kerangka sosiologi yang lebih aplikatif dengan kehidupan sehari-hari. Selain

itu, pada tingkatan ini Anda akan dibimbing untuk melakukan penelitian sosial se-

cara sederhana.

Untuk lebih memahami keterkaitan antara konsep-konsep sosiologi tersebut,

dalam buku ini disertakan pula latihan-latihan sederhana yang bertujuan sebagai

stimulan agar Anda lebih kreatif dan inovatif dalam menemukan dan mengembang-

kan potensi diri.

Jika ada peribahasa, “tidak ada gading yang tak retak”, penyusun percaya

bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Demikian dengan buku ini, bukanlah

satu-satunya buku sosiologi yang terbaik. Untuk lebih memahami pelajaran sosiolo-

gi ini tidak ada salahnya jika Anda juga menjadikan buku sosiologi lainnya sebagai

literatur pendukung.

Penulis

v

Daftar Isi

Kata Sambutan ~ iii

Kata Pengantar ~ iv

Daftar Isi ~ v

SEMESTER I

BAB I STRUKTUR SOSIAL

A. PENDAHULUAN ~ 2

B. STRATIFIKASI SOSIAL ~ 2

C. DIFERENSIASI SOSIAL ~ 12

D. PENGARUH DIFERENSIASI DAN STRATIFIKASI SOSIAL YANG

TERDAPAT PADA MASYARAKAT~ 20

E. KONSOLIDASI DAN INTERSEKSI YANG TERJADI

DI DALAM MASYARAKAT ~ 20

RANGKUMAN ~ 21

LA

TIHAN ~ 23

GLOSARIUM ~ 24

BAB 2 KONFLIK SOSIAL

A.

PENDAHULUAN ~ 26

B. KETERATURAN SOSIAL ~ 26

C. INTERAKSI SOSIAL, KERJA SAMA, DAN KONFLIK SOSIAL ~ 29

D. KONFLIK SOSIAL ~ 31

E. PERBEDAAN KONFLIK DAN KEKERASAN ~ 35

E. INTEGRASI SOSIAL ~ 36

RANGKUMAN ~ 38

LATIHAN ~ 40

GLOSARIUM ~ 41

BAB 3 MOBILITAS SOSIAL

A.

PENDAHULUAN ~ 44

B. STRUKTUR SOSIAL ~ 44

C. MOBILITAS SOSIAL ~ 48

D.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG TERJADINYA

MOBILITAS SOSIAL ~ 49

E. SALURAN-SALURAN MOBILITAS SOSIAL VERTIKAL ~ 52

F. AKIBAT-AKIBAT MOBILITAS SOSIAL ~ 53

RANGKUMAN ~ 57

LATIHAN ~ 57

GLOSARIUM ~ 58

Daftar Isi

SEMESTER II

BAB 4 DINAMIKA KEBUDAYAAN

A. PENDAHULUAN ~ 60

B. PENGERTIAN KEBUDAYAAN ~ 60

C. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN ~ 62

D.

SUBSTANSI KEBUDAYAAN ~ 62

RANGKUMAN ~ 66

LATIHAN ~ 67

GLOSARIUM ~ 68

BAB 5 MASYARAKAT MULTIKULTURAL

A.

PENDAHULUAN ~ 70

B. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT ~ 70

C. KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

DI INDONESIA ~ 72

D. PERUBAHAN KEBUDAYAAN ~84

E. TEORI-TEORI PERUBAHAN KEBUDAYAAN ~ 85

F. MEKANISME PERUBAHAN KEBUDAYAAN ~ 86

RANGKUMAN ~ 87

LATIHAN ~ 89

GLOSARIUM ~ 90

BAB 6 SIKAP TERHADAP HUBUNGAN KEANEKARAGAMAN DAN

PERUBAHAN KEBUDAYAAN

A. PENDAHULUAN ~ 92

B. DAMPAK-DAMPAK KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT

INDONESIA ~ 92

C. SIKAP-SIKAP KRITIS TERHADAP HUBUNGAN KEANEKARAGAMAN

DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN ~ 93

D. SIKAP TOLERANSI DAN EMPATI SOSIAL TERHADAP HUBUNGAN

KEANEKARAGAMAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN ~ 96

RANGKUMAN ~ 97

LATIHAN ~ 98

GLOSARIUM ~ 99

KUNCI JWABAN ~ 100

DAFTAR PUSTAKA ~ 105

INDEKS ~ 107

vi

Daftar Isi

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

1

Semester 1

BAB I

STRUKTUR SOSIAL

STRUKTUR SOSIAL

DIFERENSIASI SOSIAL

STRATIFIKASI SOSIAL

Kriteria Ekonomi

Kriteria Sosial

Kriteria Politik

Jenis Kelamin

Ras

Profesi

Klan

Suku Bangsa

Agama

Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan dapat mendeskripsikan bentuk-

bentuk struktur sosial dalam fenomena kehidupan masyarakat.

2

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

A. PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk sosial. Dimana kehadirannya selalu membutuhkan orang

lain, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri. Bergabungnya manusia satu dengan yang

lainnya tentu saja akan membentuk suatu kelompok masyarakat yang memiliki karakteristik

tertentu yang tentu saja membedakan dengan kelompok masyarakat lainnya.

Latar belakang manusia yang berbeda-beda baik itu mengenai asal usul, pendidikan,

keturunan, jabatan dan lainnya akan membentuk suatu struktur masyarakat yang dapat

membedakan status manusia didalam kehidupan bermasyarakat. Baik itu secara

vertikal

(

strati

fi

kasi sosial

) maupun

horizontal

(

differensiasi sosial

). Hal ini tentu saja akan

memberikan dampak yang beraneka ragam dalam kehidupan bermasyarakat ini.

Dalam bagian ini akan kita bicarakan mengenai struktur sosial yang terdapat didalam

masyarakat, yaitu

strati

fi

kasi

sosial (pelapisan sosial) dan

diferensiasi

sosial (perbedaan

sosial).

B. STRATIFIKASI SOSIAL

1. Pendahuluan

Strati

fi

kasi sosial merupakan gejala alami yang tidak mungkin dapat dihilangkan.

Munculnya strati

fi

kasi sosial tersebut merupakan konsekuensi logis dari beberapa faktor yang

selalu ada dalam kehidupan manusia, yaitu berkaitan dengan: (1) keturunan, (2) kekayaan, (3)

kedudukan, (4) pendidikan, (5) pekerjaan, dan lain sebagainya. Dari beberapa faktor tersebut

kita mengenal beberapa istilah yang sesungguhnya merupakan pengelompokan masyarakat

ke dalam kelas-kelas tertentu, seperti

rakyat jelata, kaum bangsawan, golongan miskin,

golongan menengah, golongan kaya, orang desa, orang kota, pejabat negara, rakyat jelata,

berpendidikan rendah, berpendidikan menengah, berpendidikan tinggi, petani, pedagang,

pemusik, pengamen, pemulung

, dan lain sebagainya. Pengelompokan tersebut sekaligus

menunjukkan bahwa setiap anggota masyarakat memiliki fungsi dan peran yang berbeda-

beda. Perbedaan fungsi dan peran tersebut bukan berarti bahwa kelompok yang satu lebih

tinggi atau lebih rendah dengan kelompok yang lain. Sebaliknya, pengelompokan tersebut

menegaskan bahwa: (1) setiap manusia memiliki kelebihan dan sekaligus kekurangannya

masing-masing, dan (2) antara sesama manusia

harus saling melengka

pi dan ba

hu membahu

satu sama lain agar segala kebutuhan hidup dapat terpenuhi dengan baik.

2. Pengertian Strati

fi

kasi Sosial

Untuk memahami istilah

strati

fi

kasi sosial, kita harus mengkaji terlebih dahulu kata

aslinya, yaitu strati

fi

cation. Kata strati

fi

cation berasal dari kata stratum atau strata yang

berarti pelapisan. Strati

fi

kasi sosial atau pelapisan sosial berarti penggolongan warga

masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara bertingkat-tingkat (hierarkies)

.

Itulah sebabnya kita dapat mengenal kelas-kelas dalam kehidupan masyarakat, yaitu kelas

atas, kelas menengah, dan kelas bawah.

Pada dasarnya strati

fi

kasi sosial atau pelapisan sosial terjadi karena adanya sesuatu

yang dihormati dan dihargai dalam kehidupan masyarakat. Pembagian beberapa kelas (kelas

atas, kelas menengah, kelas bawah) terjadi karena adanya ketimpangan dalam memberikan

penghargaan. Golongan yang mendapatkan penghargaan yang tinggi akan menempatkan

3

Struktur Sosial

dirinya ke dalam kelompok masyarakat kelas atas. Golongan yang mendapatkan penghar-

gaan yang sedang-sedang saja akan menempatkan dirinya ke dalam kelompok masyarakat

kelas menengah. Selanjutnya, golongan yang mendapatkan penghargaan yang rendah akan

menempatkan dirinya ke dalam kelompok masyarakat kelas bawah.

3. Bentuk-Bentuk Strati

fi

kasi Sosial

Proses terbentuknya strati

fi

kasi sosial dapat terjadi melalui dua cara, yaitu: (1) terjadi

secara alamiah selaras dengan pertumbuhan masyarakat, dan (2) terjadi secara disenga-

ja dan direncanakan manusia. Strati

fi

kasi sosial yang terjadi secara alamiah tidak dapat

dilepaskan oleh kecenderungan bakat, minat, dan dukungan lingkungan. Misalnya, di ling-

kungan pantai berkembang masyarakat nelayan, di sekitar lahan yang subur berkembang

masyarakat petani, dan banyak lagi contoh-contoh lain yang berhubungan dengan proses

strati

fi

kasi sosial secara alamiah. Adapun strati

fi

kasi sosial yang sengaja direncanakan

dan dibentuk oleh manusia dapat diperhatikan pada organisasi politik seperti pembagian

kekuasaan, pembentukan organisasi politik, penyusunan kabinet, dan lain sebagainya.

Seperti yang telah diuraikan dalam penjelasan sebelumnya, bahwa terbentuknya strati-

fi

kasi sosial sangat terkait dengan nilai-nilai yang berharga dan terhormat. Standar nilai yang

berharga dan terhormat berbeda-beda. Hal ini sangat tergantung dari sudut mana seseorang

memandang. Namun demikian, secara umum standar nilai tersebut dapat dikelompokkan ke

dalam tiga kriteria, yakni kriteria ekonomi, kriteria sosial, dan kriteria politik.

a. Strati

fi

kasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh seseorang memang berbeda-beda. Ada

sebagian orang yang potensial tetapi tidak pernah memperoleh kesempatan untuk maju. Ada

sebagian orang yang memiliki kesempatan yang sangat luas untuk maju sehingga memper-

oleh kesuksesan dalam bidang ekonomi. Dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati bahwa

pencapaian, penguasaan, dan kepemilikan seseorang dalam bidang ekonomi sangat ber-

variasi. Variasi inilah yang telah memunculkan kelas-kelas ekonomi (

economic classes

)

tertentu dalam kehidupan masyarakat. Tolak ukur kelas ekonomi (

economis classes

) adalah

seberapa banyak seseorang memiliki pendapatan dan/atau kekayaan.

Secara garis besar terdapat 3 (tiga) lapisan masyarakat dipandang dari sudut ekonomi,

yaitu: kelas atas (

upper class

), kelas menengah (

middle class

), dan kelas bawah (

lower class

).

Masyarakat kelas atas (

upper class

) merupakan kelompok orang kaya yang diliputi dengan

kemewahan. Masyarakat kelas menengah (

middle class

) merupakan kelompok orang yang

berkecukupan, yakni mereka yang berkecukupan dalam hal kebutuhan sandang, pangan,

dan papan. Sedangkan masyarakat kelas bawah (

lower class

) merupakan sekelompok orang

miskin yang sering mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan,

dan papan.

Status sosial berdasarkan kriteria ekonomi ini bersifat terbuka, dalam arti, siapapun

orangnya dapat menempati kelas sosial tertentu, baik kelas atas, kelas menengah, dan

kelas bawah, tergantung dari kemampuan orang tersebut dalam bekerja dan memperoleh

kekayaan. Orang kaya sewaktu-waktu dapat mengalami kebangkrutan dan jatuh miskin.

Sebaliknya, tidak mustahil orang miskin dapat mengubah nasibnya menjadi orang kaya asal

bersedia bekerja keras dan hidup hemat.

4

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

Sumber:

www

.satunokia.com

Gelandangan di kota-kota merupakan sebuah gambaran tentang sekelompok

masyarakat kelas bawah

b. Strati

fi

kasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial

Strati

fi

kasi sosial berdasarkan kriteria sosial merupakan pengelompokan anggota masyar-

akat berdasarkan status sosial yang dimiliki di dalam kehidupan masyarakat. Status sosial

adalah kedudukan seseorang dalam suatu pola soaial (hubungan sosial) tertentu. Seperti yang

diketahui, bahwa biasanya seseorang tidak hanya memiliki satu pola sosial (hubungan sosial),

melainkan beberapa pola sosial (hubungan sosial). Oleh karena itu, biasanya seseorang memi-

liki lebih dari satu kedudukan (status sosial). Bisa saja Si A berkedudukan sebagai pimpi-

nan parpol yang sekaligus berkedudukan sebagai pejabat negara, pembina olah raga, dan se-

bagainya.

Sehubungan dengan status sosial,

Robert M.Z. Lawang

mengemukakan dua pengertian,

yakni ditinjau dari sudut objektif dan subjektif.

Secara objektif, status sosial merupakan

suatu tatanan hak dan kewajiban yang secara hierarkis terdapat dalam suatu struktur

formal sebuah organisasi

. Sebagai misal, seorang pimpinan partai politik akan memiliki

hak dan sekaligus kewajiban tertentu yang melekat pada status tersebut. Sedangkan

secara

subjektif, status sosial merupakan hasil penilaian orang lain terhadap diri seseorang yang

terkait dengan siapa seseorang tersebut berhubungan

. Dalam kaitan ini, secara subjektif

seseorang bisa saja memberikan penilaian terhadap orang lain, apakah lebih tinggi atau

lebih rendah statusnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Untuk memberikan penilaian, apakah seseorang memiliki status (kedudukan) sosial

lebih tinggi atau lebih rendah dalam kehidupan sosial,

Talcott Parsons

mengemukakan lima

kriteria sebagai berikut:

1)

Kelahiran

, yakni status yang diperoleh berdasarkan kelahiran, seperti jenis kelamin,

kebangsawanan, ras, dan lain-lain.

2)

Kepemilikan

, yakni status yang diperoleh berdasarkan harta kekayaan yang dimiliki

oleh seseorang.

3)

Kualitas pribadi

, yakni status yang diperoleh berdasarkan kualitas-kualitas kepribadian

yang tidak dimiliki oleh orang lain, seperti kecerdasan, kelembutan, kebijaksanaan, dan

lain sebagainya.

5

Struktur Sosial

4)

Otoritas

, yakni status yang diperoleh berdasarkan kemampuan untuk mempengaruhi

orang lain sehingga bersedia mengikuti segala sesuatu yang diinginkan.

5)

Prestasi

, yakni status yang diperoleh berdasarkan prestasi yang dicapai, baik dalam hal

berusaha, pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya.

Berdasarkan kriteria sosial, masyarakat dapat digolongkan ke dalam berbagai lapisan

yang dikenal dengan kelas sosial. Contoh nyata dari kelas sosial ini dapat diperhatikan

pada sistem kasta yang terdapat pada masyarakat Hindu Bali. Dalam kehidupan masyarakat

Hindu Bali dikenal sistem kasta yang terdiri dari empat bagian, yaitu

Brahmana, Ksatria,

Waisya, dan Sudra

. Kasta Brahmana merupakan lapisan sosial yang terdiri dari kaum

pendeta dan ahli agama Hindu.

Kasta Ksatria

merupakan lapisan sosial yang terdiri dari

kaum bangsawan.

Kasta Waisya

merupakan lapisan sosial yang terdiri dari kaum petani dan

kaum pedagang. Sedangkan

Kasta Sudra

merupakan lapisan sosial yang terdiri dari para

pekerja kasar seperti tukang batu, tukang kayu, dan lain sebagainya.

Kasta merupakan strati

fi

kasi sosial yang bersifat tertutup. Artinya, jika seseorang

dilahirkan sebagai seorang

Sudra

, maka selamanya orang tersebut akan menjadi seorang

Sudra. Bahkan, seorang

Sudra

akan melahirkan kelompok

Sudra

pula. Demikian juga

seorang

Brahmana, Ksatria

, maupun

Waisya

, kasta tersebut juga dilahirkan dan sekaligus

akan melahirkan kasta yang sama, yaitu

Brahmana

,

Ksatria

, dan

Waisya

. Meskipun sistem

kasta dalam kehidupan masyarakat Bali tidak terlalu ketat memisah-misahkan antara kasta

yang satu dengan kasta yang lainnya, akan tetapi sistem kasta tersebut sangat berpengaruh

terhadap sistem adab dan tata cara pergaulan sehari-hari. Misalnya, seorang

Brahmana

pan-

tang melakukan perkawinan dengan seorang

Sudra

atau

kasta

yang lebih rendah lainnya.

Sumber:

www

.tempo.co.id

Pendeta dalam agama Hindu merupakan kelompok masyarakat dalam kasta

brahmana

Status sosial yang terjadi dalam sistem kasta bersifat keturunan. Artinya, kasta

merupakan status sosial yang dapat diwariskan. Dengan demikian, kasta merupakan status

bawaan (

ascribed status

) yang sangat berbeda dengan status yang diusahakan (

achieved

status

). Pada masyarakat modern, status sosial lebih cenderung diusahakan (

achieved

status

), bukan diperoleh secara keturunan (

ascribed status

). Status sosial yang diusahakan

tersebut, menurut

William J. Goode

, secara bertingkat terdiri dari beberapa bentuk, yaitu:

6

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

(1) profesional (

professional

), (2) pengusaha (

business

), (3) karyawan kantor (

white collar

),

(4) pekerja trampil (

skilled

), (5) pekerja semi trampil (

semiskilled

), (6) jasa domestik dan

perorangan (

domestic and personal service

), (7) pertanian (

farm

), dan (8) tenaga kasan

nonpertanian (

nonfarm labor

). Setiap orang bisa saja mencapai salah satu atau lebih dari

status sosial tersebut asalkan berusaha secara sungguh-sungguh.

c. Strati

fi

kasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik

Status sosial yang berdasarkan kriteria politik merupakan penggolongan anggota

masyarakat berdasarkan tingkat kekuasaan yang dimiliki. Semakin besar kekuasaan yang

dimiliki, maka semakin tinggi pula statusnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Lalu,

apa yang dimaksud dengan kekuasaan?

Pada dasarnya kekuasaan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

mempengaruhi pihak lain agar menuruti segala kehendak dan kemauannya. Dengan demikian

terdapat dua kutub dalam kekuasaan, yaitu y

ang menguasai dengan yang dikuasai

. Antara

yang menguasai dengan yang dikuasai

terdapat batas-batas yang tegas yang menimbulkan

strati

fi

kasi kekuasaan atau

piramida kekuasaan

.

Bentu-bentuk kekuasaan terdiri dari bermacam-macam, akan tetapi terdapat satu

pola umum yakni sistem sistem kekuasaan selalu menyesuaikan diri dengan adat-istia-

dat dan pola perilaku yang ada dalam kehidupan masyarakat. Dalam hubungan ini

Mac

Iver

mengemukakan tiga pola umum sistem strati

fi

kasi kekuasaan, yaitu t

ipe kasta, tipe

oligarkhis

, dan

tipe demokratis.

Pola strati

fi

kasi kekuasaan tipe kasta memiliki garis pemisah yang sangat tegas dan

sulit ditembus. Pola strati

fi

kasi kekuasaan tipe kasta ini dapat diperhatikan pada sistem

kekuasaan yang terdapat pada kerajaan-kerajaan. Pola strati

fi

kasi kekuasaan tipe oligarkhis

juga menggambarkan adanya garis pemisah yang tegas antara tiap-tiap lapisan, akan tetapi

diferensiasi antara tiap-tiap strati

fi

kasi tersebut tidak terlalu kaku. Artinya, lapisan bawah

dari sistem kekuasaan ini masih bisa berusaha untuk mencapai lapisan di atasnya. Pola

strati

fi

kasi kekuasaan tipe demokratis ditandai dengan garis pemisah antara tiap-tiap lapisan

kekuasaan yang bisa berubah-ubah. Setiap orang berkesempatan untuk memperoleh kekua-

saan tertentu sesuai dengan usaha, kemampuan, dan mungkin juga keberuntungan.

Kegiatan

Coba perhatikan keadaan masyarakat yang ada di lingkungan tempat tinggal kalian.

Secara ekonomi akan kalian temukan adanya kelompok masyarakat kaya, ada kelompok

masyarakat menengah, dan kelompok masyarakat miskin. Secara edukatif akan kalian

temukan kelompok masyarakat yang berpendidikan tinggi, kelompok masyarakat yang

berpendidikan sedang, kelompok masyarakat yang berpendidikan rendah, dan bahkan

tidak sedikit masyarakat yang tidak berpendidikan alias buta huruf. Secara politik

kalian juga akan menemukan kelompok penguasa (pemerintah) dan kelompok yang

dikuasai (rakyat jelata). Keadaan seperti itu telah menciptakan pelapisan sosial (social

strati

fi

cation) dalam kehidupan masyarakat.

7

Struktur Sosial

1. Coba berikan gambaran tentang strati

fi

kasi sosial (

social strati

fi

cation

) yang

terdapat di lingkungan tempat tinggal kalian!

2. Uraikan bentuk-bentuk interaksi sosial yang terbangun di antara lapisan-lapisan

sosial yang ada dalam masyarakat di mana kalian tinggal!

3. Sebutkan tiga kriteria yang menjadi landasan terciptanya strati

fi

kasi sosial (

social

strati

fi

cation

)!

4. Bagaimanakah sebaiknya kita bersikap terhadap berbagai macam perbedaan yang

ada dalam strati

fi

kasi sosial (

social strati

fi

cation

) tersebut?

5. Berdasarkan proses pembentukannya, strati

fi

kasi sosial (

social strati

fi

cation

) terjadi

melalui dua cara, yakni stratifkasi sosial yang bersifat terbuka dan strati

fi

kasi sosial

yang bersifat tertutup. Jelaskan, apakah yang dimaksud dengan strati

fi

kasi sosial

terbuka dan strati

fi

kasi sosial tertutup itu?

6. Buatlah gambaran tentang struktur pelapisan sosial berdasarkan kriteria politik!

4. Hubungan antara Status Sosial, Peran Sosial, dan Interaksi Sosial

Seperti yang telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya, bahwa diferensiasi status

maupun peran sosial oleh masing-masing individu dalam kehidupan sosial merupakan sebuah

gejala yang bersifat alamiah. Adanya diferensiasi tersebut justru merupakan suatu wujud

keseimbangan dalam sebuah sistem kehidupan, hal mana, yang satu dengan yang lainnya

saling melengkapi, saling mengisi, dan saling membutuhkan. Coba bayangkan, bagaimana

jika seluruh umat manusia ini memiliki kedudukan, fungsi, dan peran yang sama, tentu akan

terjadi ketimpangan dalam interaksi sosial. Status yang dimiliki oleh seseorang membawa

konsekuensi tersendiri terhadap peran yang akan dimainkan dalam kehidupan sosial. Status

yang dimiliki oleh seseorang akan tercermin dalam peran-peran yang ditunjukkan dalam

interaksi sosial. Pemahaman terhadap sistem sosial sangat diperlukan untuk dapat melihat

hubungan antara status dan peran sosial dalam sebuah interaksi sosial.

a, Sistem Sosial

Kehidupan masyarakat sesungguhnya merupakan sebuah sistem sosial yang

menghubungkan individu atau kelompok mayarakat tertentu dengan individu atau kelompok

masyarakat yang lain secara terus menerus. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa

sistem

sosial

merupakan keseluruhan struktur sosial dan proses sosial. Pertanyaannya sekarang

adalah, apakah yang dimaksud dengan struktur sosial dan proses sosial tersebut?

Struktur sosial

merupakan keseluruhan susunan status, peran, dan aturan-aturan yang

mengikat status dan peran tersebut dalam sebuah interaksi sosial. Dengan demikian struktur

sosial terdiri dari susunan status dan peran sosial tertentu serta sistem nilai dan sistem norma

yang mengikat status dan peran sosial tersebut dalam interaksi sosial. Sedangkan

proses

sosial

merupakan segi dinamis dari struktur sosial yang terwujud dalam sebuah interaksi

sosial. Keseluruhan dinamisitas dari struktur sosial dalam suatu proses sosial itulah yang

dikenal dengan istilah sistem sosial.

Contoh sederhana dari sistem sosial dapat kita perhatikan pada kehidupan keluarga.

Keluarga merupakan suatu kesatuan masyarakat terkecil yang di dalamnya terdapat

bapak,

8

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

ibu, anak

, dan

mungkin kerabat lain

yang dianggap sebagai anggota dalam keluarga tersebut.

Jadi, secara struktural terdapat status bapak, ibu, dan anak dalam sebuah keluarga. Status

tersebut diejawantahkan melalui peran dari tiap-tiap anggota keluarga dalam kehidupan

sehari-hari. Diferensiasi status dan peran dalam sebuah keluarga tidak harus diartikan

sebagai tinggi rendahnya posisi seseorang, tetapi harus diartikan sebagai suatu pembagian

hak dan kewajiban sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Uraian di atas setidaknya akan memberikan gambaran sederhana tentang konsep

masyarakat. Masyarakat tidak identik dengan sekedar penjumlahan dari sekelompok

manusia dalam suatu tempat tertentu. Akan tetapi, masyarakat merupakan suatu sistem

interaksi sosial yang mandiri yang melibatkan orang banyak dan berlangsung secara terus

menerus dalam waktu yang relatif panjang dan terjadi pada lingkungan geogra

fi

s tertentu

Sumber:

Encarta Encyclopedia, 2002

Masyarakat pedesaan yang kental dengan nuansa kegotong-royongan

b. Status dan Peran Sosial

Status merupakan istilah yang tidak asing lagi. Sering kita jumpai pertanyaan:

apakah

status

anda? Terhadap pertanyaan tersebut bisa saja kita menjawab bahwa status kita sebagai

seorang mahasiswa, seorang PNS, seorang bujangan, seorang seniman, seorang artis,

seorang pedagang, seorang pengusaha, seorang bapak, seorang direktur, seorang presiden,

seorang pimpinan partai politik, dan lain sebagainya. Uraian tersebut menunjukkan bahwa

status merupakan suatu posisi yang disandang oleh seseorang yang didalamnya melekat hak

dan sekaligus kewajiban tertentu.

Biasanya, status sosial yang diperoleh seseorang lebih dari satu. Seseorang bisa saja

menyandang status sebagai seorang bapak yang sekaligus juga menyandang status sebagai

seorang seniman, politisi, penulis, pembina olah raga, pengusaha, dan lain sebagai-nya.

Mengenai cara pemerolehan status sosial dapat dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu: (1)

status yang diperoleh sejak lahir seperti jenis kelamin, kasta, dan lain sebagainya, dan (2)

status yang diperoleh melalui kerja keras seperti pengusaha, pimpinan partai politik, PNS,

dan lain sebagainya.

9

Struktur Sosial

Sumber:

Encarta Encyclopedia, 2002

Para petani sedang berperan menanam dan memelihara lahan pertaniannya

Konsekuensi dari status adalah peran.

Seorang guru

akan berperan memberikan pelajaran

dan pendidikan kepada para pelajar.

Seorang dokter

akan berperan dalam memeriksa dan

memberikan pelayanan medis kepada pasien yang membutuhkannya.

Seorang pedagang

akan berperan aktif dalam kegiatan perdagangan. Banyak sekali contoh lain yang

menunjukkan bahwa antara status dan peran merupakan satu kesatuan tunggal yang tidak

dapat dipisah-pisahkan. Jika peran sosial tidak dilaksanakan dengan baik, maka seseorang

akan menerima sanksi, baik yang bersifat moral maupun formal. Sebagai misal, seorang

polisi

akan dikenai sanksi tegas berupa pemecatan secara tidak hormat dan sekaligus harus

menempuh proses hukum sebagaimana yang berlaku jika kedapatan ikut terlibat dalam aksi

kejahatan. Sebaliknya, jika seseorang memerankan status dan kedudukannya dengan baik,

maka masyarakat akan memberikan penghargaan yang istimewa dari masyarakat. Itulah

sebabnya, niasanya orang akan berusaha untuk dapat bermain peran dengan baik sesuai

dengan status dan kedudukannya di tengah-tengah masyarakat.

Hak-hak yang istimewa (

privilese

) memang akan diterima oleh siapapun yang telah

berhasil memerankan status dan kedudukannya secara baik. Hak-hak yang istimewa

(

privilese

) tersebut dapat dilihat dalam beberapa bidang, di antaranya adalah bidang

ekonomi, sosial, dan kebudayaan.

Kegiatan

1. Setelah kalian memperhatikan keadaan masyarakat di lingkungan tempat tinggal

kalian, bagaimanakah pandangan kalian terhadap berbagai perbedaan-perbedaan

yang tampak dalam strati

fi

kasi sosial (

social strati

fi

cation

) tersebut?

2. Diskusikan dengan teman sekelas kalian, mungkinkan seluruh anggota masyarakat

memiliki status dan peran yang sama?

3. Lapisan masyarakat kelas atas biasanya memiliki hak-hak istimewa (privilese) yang

tidak dimiliki oleh lapisan masyarakat kelas menengah atau kelas bawah. Mengapa

bisa terjadi hal yang demikian?

4. Uraikan interaksi sosial yang terjalin dalam kehidupan masyarakat sebagai

konsekuensi dari adanya perbedaan status sosial dan perbedaan peran sosial!

10

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

a. Privilege dalam Bidang Ekonomi

Tidak seluruh status dan kedudukan dapat dikaitkan dengan ekonomi. Akan tetapi,

dalam kehidupan modern tidak sedikit status dan kedudukan sosial tertentu berkaitan secara

langsung dengan ekonomi. Mari kita perhatikan kehidupan politisi papan atas, artis papan

atas, dokter papan atas, pengamat papan atas, peneliti papan atas, pengusaha besar, dan

lain sebagainya yang rata-rata berkehidupan mewah. Sebaliknya, jangan lupakan kehidupan

pengamen jalanan, pemulung, kaum buruh, dan sebagainya yang bergelimang dalam

kemiskinan dan kekumuhan.

Sumber:

Encarta Encyclopedia, 2002

Kaum selebritis yang selalu diliputi oleh kehidupan glamour

Kemewahan dan kekumuhan merupakan suatu kondisi yang kontradiktif, namun

fenomena tersebut sungguh-sungguh ada dalam kehidupan sosial. Jika dianalisis secara

seksama, sesungguhnya kemewahan dan atau kekumuhan seperti di atas merupakan

penghargaan dari masyarakat kepada terhadap kualitas peran yang telah dilaksanakan sesuai

dengan status dan kedudukannya masing-masing. Jika seseorang berhasil melaksanakan

perannya dengan kualitas tinggi, maka masyarakat tidak segan-segan memberikan

penghargaan yang mahal. Masyarakat akan dengan suka rela memberikan ongkos yang

mahal kepada dokter spesialis yang telah memberikan pelayanan medis secara memuaskan.

Sebaliknya, terhadap tukang ledeng yang bekerja asal-asalan masyarakat akan memberikan

ongkos kecil, itupun disertai dengan omelan yang tidak karuan.

Lebih jauh lagi, seseorang yang telah memperoleh pendapatan yang tinggi dan

berpenghidupan yang mewah biasanya akan semakin mendapatkan penghargaan yang

istimewa dari masyarakat. Sebaliknya, seseorang yang selalu berpenghidupan pas-pasan

akan dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Gejala seperti ini merupakan hal biasa

bagi masyarakat hedonis yang hanya menggunakan ukuran materi dalam memberikan

penghargaan terhadap orang lain.

b. Privilese dalam Bidang Sosial

Masyarakat tradisional pada umumnya menjunjung tinggi nilai-nilai etis dan moral

tertentu. Penghargaan yang diberikan kepada seseorang tidak selalu diwujudkan dalam ben-

tuk materi, tetapi diwujudkan pemberian penghormatan dan sekaligus pelayanan sosial yang

maksimal. Seorang guru yang bijaksana akan mendapat penghargaan berupa rasa hormat

yang tinggi dari para pelajar di lingkungan sekolahnya. Demikian juga seorang ajengan,

kyai, tengku, buya, dan lain sebagainya akan mendapatkan penghargaan dan penghormatan

yang tinggi dari masyarakat sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh karena fungsi dan peran

sosial yang banyak diberikan secara ikhlas kepada masyarakat di sekitarnya.

11

Struktur Sosial

Sumber:

web.utm.my

Ulama merupakan tokoh yang sangat dihormati oleh masyarakat di

lingkungan sekitarnya

c. Privilese dalam Bidang Kebudayaan

Secara kultural masyarakat akan memberikan penghargaan dan sekaligus permakluman

yang tinggi terhadap siapapun yang memiliki status dan kedudukan sosial yang tinggi.

Misalnya, masyarakat akan menganggap lazim bahwa orang kaya dan orang berpangkat

itu bertempat tinggal di rumah yang mewah, berkendaraan yang mewah, berperilaku yang

elegan, bercita rasa tinggi, dan lain sebagainya. Penghargaan dan permakluman seperti ini

sesungguhnya kurang sehat karena telah mendikotomikan masyarakat secara bertingkat-

tingkat dan bertentangan dengan semangat kesetaraan. Akan tetapi, pada kenyataannya

fenomena seperti itu belum bisa dihapuskan begitu saja.

Berkaitan dengan hak-hak istimewa (

privilese

) yang diterima oleh orang yang

berkedudukan dan berstatus sosial tinggi tersebut,

Max Weber

mengemukakan pendapatnya

bahwa struktur sosial identik dengan peluang atau kesempatan hidup (

life chanche

) sehingga

seseorang yang berkedudukan atau berstatus sosial yang tinggi akan lebih memiliki peluang

dan kesempatan hidup dibandingkan dengan seseorang yang berkedudukan dan berstatus

sosial yang rendah.

Kegiatan

1. Seperti yang telah kalian ketahui, bahwa adanya kelompok-kelompok sosial dan

kelas-kelas sosial merupakan sebuah kenyataan yang benar-benar terjadi. Coba

diskusikan dengan teman sekelas kalian, bagaimanakah sebaiknya kita bersikap

terhadap berbagai kelompok sosial dan kelas sosial yang ada dalam kehidupan

masyarakat?

2. Bagaimanakah pendapat kalian terhadap sikap diskriminatif yang diperlakukan

terhadap masyarakat yang berasal dari kelompok masyarakat kelas bawah?

3. Diskusikan dengan teman sekelas kalian tentang beberapa manfaat yang dapat

diperoleh dengan adanya kelompok sosial dan kelas sosial yang berbeda-beda!

12

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

C. DIFERENSIASI SOSIAL

1. Pendahuluan

Istilah diferensiasi sudah dikenal oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala. Kitab

Sutasoma yang dikarang oleh Empu Tantular, seorang pujangga besar kerajaan Majapahit,

telah memuat kata-kata indah: “Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa”. Kata-

kata inilah yang sekarang diadopsi sebagai salah satu prinsip dalam memelihara persatuan

dan kesatuan bangsa, yakni tertulis dalam pita yang dicengkeram oleh lambang negara In-

donesia, Pancasila, yakni “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “Berbeda-beda tetapi Satu

Jua”.

Pada dasarnya diferensiasi menunjukkan adanya keragaman. Bangsa Indonesia

memiliki keragaman yang luar biasa yang merupakan potensi tersendiri bagi pembangunan,

baik ditinjau dari suku, adat istiadat, bahasa, ras, budaya, agama, dan lain sebagainya.

Keragaman seperti ini menunjukkan adanya diferensiasi sosial pada masyarakat Indonesia.

Konsep diferensiasi sosial tidak harus diartikan sebagai suatu diferensiasi derajat dan

martabat manusia. Konsep diferensiasi sosial menunjukkan adanya diferensiasi yang

terdapat pada masyarakat tanpa memandang kelas-kelas sosial yang bersifat

hierarchies

.

Dengan demikian, konsep diferensiasi sosial lebih diartikan sebagai keragaman yang

bersifat horisontal, bukan pembedaan kelas yang bersifat

vertikal

.

2. Pengertian Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial atau perbedaan sosial merupakan pembedaan warga masyarakat

ke dalam golongan-golongan atau kelompok-kelompok secara horisontal. Berbeda dengan

strati

fi

kasi sosial atau pelapisan sosial yang mengelompokkan masyarakat ke dalam struktur

kelas yang bersifat hierarkhies dan

vertical

, diferensiasi sosial atau diferensiasi sosial

mengelompokkan masyarakat secara

horizontal

, yakni pengelompokan masyarakat dari

sudut

fi

sik semata.

Namun demikian, seperti halnya strati

fi

kasi sosial (pelapisan sosial), diferensiasi sosial

(perbedaan sosial) menunjukkan adanya keanekaragaman yang terjadi dalam kehidupan

masyarakat. Keanekaragaman seperti ini merupakan potensi pembangunan tersendiri

yang patut disyukuri. Keanekaragaman yang ada dalam masyarakat akan memicu proses

dinamika dalam kehidupan masyarakat tersebut. Adapun diferensiasi sosial (

perbedaan

sosial

) tersebut mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

a. Ciri-ciri

fi

sik, yakni ciri-ciri yang berhubungan dengan sifat-sifat yang ditunjukkan

oleh ras, seperti: bentuk dan warna rambut, warna kulit, postur tubuh, bentuk dan warna

mata, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya ciri-ciri

fi

sik yang ditunjukkan oleh manusia

merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa sehingga adanya politik aphartheid atau

rasdiskriminasi yang sempat diterapkan di Afrika Selatan merupakan pelanggaran

terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai ketuhanan.

b. Ciri-ciri sosial, yakni ciri-ciri yang berhubungan dengan fungsi warga masyarakat dalam

kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana yang diketahui bahwa setiap warga masyarakat

memiliki fungsi dan tugas yang berbeda-beda yang berkaitan dengan profesi, pekerjaan,

maupun mata pencaharian sehari-hari, baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun

untuk kepentingan sosial. Profesi, pekerjaan, maupun mata pencaharian yang dipilih

13

Struktur Sosial

oleh seseorang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang bersifat vertikal, melainkan

menunjukkan adanya perbedaan bakat dan minat antara orang yang satu dengan orang

yang lain yang bersifat horisontal..

c. Ciri-ciri budaya, yakni yakni ciri-ciri yang berhubungan dengan adat istiadat dan ke-

budayaan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Setiap bangsa memiliki

adat istiadat dan kebudayaan yang berbeda-beda. Bangsa Indonesia terdapat sekitar

dua ratusan sistem adat dan sistem budaya, seperti yang terdapat pada masyarakat

Jawa, Sunda, Bali, Madura, Lombok, Batak, Dayak, dan lain sebagainya. Dalam

cakupan dunia tentu sistem adat dan system budaya akan semakin banyak jumlahnya.

Masyarakat Asia, Afrika, Australia, Eropa, dan Amerika tentu mamiliki karakteristik

yang khas yang membedakan satu sama lain.

Diferensiasi sosial (perbedaan sosial) memang dapat menyebabkan timbulnya

stra-ti

fi

kasi sosial (pelapisan sosial) karena diferensiasi sosial (perbedaan sosial) dapat

mempengaruhi seseorang dalam memberikan pertimbangan, penilaian, dan akhirnya

pemilihan terhadap suatu golongan tertentu yang dianggapnya cocok dengan bakat, minat,

dan keyakinannya. Namun demikian, tidak semua diferensiasi sosial (diferensiasi sosial)

yang ada akan mengarah kepada terbentuknya strati

fi

kasi sosial (pelapisan sosial), meskipun

strati

fi

kasi sosial (pelapisan sosial) sangat berperan dalam mengekalkan diferensiasi sosial

(perbedaan sosial). Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama yang

berkaitan dengan teknologi komunikasi, merupakan kekuatan baru yang dapat mengurangi

lintas batas dari diferensiasi sosial (perbedaan sosial) yang ada.

3. Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial

Berdasarkan ciri-ciri

fi

sik, ciri-ciri sosial, dan ciri-ciri budaya, bentuk-bentuk diferen-

siasi sosial (perbedaan sosial) dapat dibedakan atas enam macam, yaitu: diferensiasi sosial

(perbedaaan sosial) berdasarkan jenis kelamin, ras, profesi, klan, suku bangsa, dan agama.

a. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan kategori sosial yang tidak bisa dibantah karena didapatkan

oleh manusia berdasarkan kelahiran. Secara prinsip perbedaan jenis kelamin merupakan

perbedaan yang bersifat horisontal sehingga tidak ada perbedaan tingkatan yang didasarkan

atas jenis kelamin. Antara orang yang berjenis kelamin pria maupun yang berjenis kela-

min wanita memiliki kesempatan yang sama dalam setiap aspek kehidupan. Adanya ke-

Sumber:

Encarta Encyclopedia, 2002

Jenis kelamin pria dan wanita diperoleh secara kodrati

14

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

cenderungan perbedaan terhadap pilihan profesi antara orang yang berjenis kelamin pria dan

wanita semata-mata karena adanya perbedaan kecenderungan penyaluran bakat dan minat

yang sifatnya pribadi. Rendahnya kecenderungan wanita dalam memilih berprofesi-profesi

berat dan menantang seperti militer, terjun payung, tenaga bangunan, dan lain sebagainya

tidak berarti terdapat sikap diskriminasi terhadap jenis kelamin wanita. Jika hal seperti itu

terjadi semata-mata merupakan kecenderungan alamiah yang ada pada diri pria dan wanita

Kegiatan

Diferensiasi sosial merupakan sebuah fenomena yang ada secara nyata dalam kehidupan

masyarakat. Keberadaan kita dikelilingi oleh berbagai macam diferensiasi sosial.

1. Coba perhatikan bentuk-bentuk diferensiasi sosial yang ada di lingkungan masyarakat

sekitar tempat tinggal kalian. Coba sebutkan perbedan sosial yang ada berdasarkan

ciri-ciri

fi

sik, ciri-ciri sosial, dan ciri-ciri budaya!

2. Lakukan penelitian sederhana terhadap kecenderungan-kecenderungan profesi yang

dipilih oleh warga masyarakat di lingkungan tempat tinggal kalian berdasarkan jenis

kelaminnya. Bagaimanakah kecenderungan kelompok wanita dan kecenderungan

kelompok pria dalam memilih profesi mereka?

3. Coba diskusikan antara sesama teman sekelasmu. Mengapa bangsa-bangsa barat

(kulit putih) pada umumnya berhasil mencapai tingkat kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang lebih cepat dibandingkan dengan bangsa-bangsa timur (kulit

hitam dan kulit berwarna)? Apakah diferensiasi pencapaian ilmu pengetahuan dan

teknologi seperti itu menunjukkan bahwa bangsa barat (kulit putih) lebih unggul

dibandingkan dengan bangsa timur (kulit hitam dan kulit berwarna)?

4. Bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap adanya diferensiasi sosial yang

terdapat di lingkungan masyarakat di mana kita tinggal?

b. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Ras

Tuhan telah menciptakan manusia yang tersebar di seluruh dunia dan menempati ber-

bagai lingkungan, baik lingkungan alam, lingkungan sos ial, maupun lingkungan kebu-

dayaan. Terdapat ciri-ciri

fi

sik yang khas yang dimiliki oleh manusia, seperti postur tubuh,

bentuk dan warna rambut, bentuk dan warna mata, warna kulit, bentuk hidung, bentuk bibir,

bentuk wajah, dan lain sebagainya. Penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri

fi

sik yang

khas tersebut dikenal dengan istilah ras. Dengan demikian, ras merupakan pengelompokan

manusia yang didasarkan atas ciri-ciri

fi

sik atau biologis yang melekat pada diri manusia

tersebut, bukan ciri-ciri yang bersifat sosio kultural.

Menurut

A.L. Kroeber

, seorang ahli somatologi, yakni ilmu yang mempelajari ras

manusia, ras manusia di dunia dibedakan atas lima macam, yaitu Australoid, Mongoloid,

Kaukasoid, Negroid, dan ras-ras khusus lainnya.

1)

Ras Australoid

Ras Australoid merupakan penduduk asli dari Benua Australia yang dikenal dengan

suku Aborigin. Ciri-ciri

fi

sik suku Aborigin hampir sama dengan ciri-ciri

fi

sik dari

15

Struktur Sosial

suku-suku yang tersebar di Irianjaya, yakni tubuh sedang, rambut kriting, mata hitam,

bibir tebal, kulit hitam, dan sebagainya.

2)

Ras Mongoloid

Ras Mongoloid merupakan penduduk asli dari wilayah Asia dan Amerika. Secara garis

besar ras Mongoloid diklasi

fi

kasikan atas tiga golongan, yaitu: (1)

Asiatic Mongoloid

,

yakni tersebar di Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur, (2)

Malayan Mongoloid

,

yakni tersebar di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Indonesia,

dan penduduk asli Taiwan, (3)

American Mongoloid

, yakni merupakan penduduk asli

Benua Amerika yang terdiri dari orang-orang Eskimo di Ameruka Utara dan penduduk

Terra del Fuego di Amerika Selatan. Secara umum ciri-ciri

fi

sik ras Mongoloid adalah

rambut lurus, mata sipit, kulit kuning, bibir tipis, dan sebagainya.

Sumber:

Encarta Encyclopedia, 2002

Salah satu bentuk hubungan kesetaraan antara Presiden Amerika (Franklin D.

Roosevelt), Perdana Menteri Inggris (Wiston Churchill), dan pemimpin Rusia (Joseph

Stalin).

3)

Ras Caucasoid

Ras Caucasoid merupakan penduduk asli dari wilayah Eropa dan Asia Utara. Yang

tergolong sebagai ras Caucasoid antara lain adalah: (1)

orang-orang Nordic

yang berada

di kawasan Eropa Utara, (2)

orang-orang Alpine

yang berada di kawasan Eropa Tengah

dan Eropa Timur, (3)

orang-orang Mediteranian

yang berada di kawasan sekitar Laut

Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran, dan (4)

orang-orang Indic

yang berada

di kawasan India, Pakistan, Afganistan, Bangladesh, dan Sri Lanka.

4)

Ras Negroid

Ras Negroid merupakan penduduk asli dari wilayah Afrika dan sebagian wilayah

Asia. Yang tergolong ke dalam ras Negroid adalah: (1)

bangsa African Negroid

yang

berada di kawasan Afrika, (2)

bangsa Negrito

yang berada di kawasan Afrika Tengah,

Semenanjung Melayu, dan Filipina, dan (3)

bangsa Melanesian

yang berada di ka-

wasan Melanesia dan Pulau Irian.

16

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

5)

Ras-ras Khusus

Terdapat ras-ras khusus yang tidak tergolong ke dalam salah satu ras yang ada. Ras-

ras khusus tersebut adalah: (1)

bangsa Bushman

yang terdapat di daerah Gurun Kala-

hari, (2)

bangsa Veddoid

yang terdapat di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan,

(3)

bangsa Polynesian

yang terdapat di Kepulauan Mikronesia dan Polinesia, dan (4)

bangsa Ainu

yang terdapat di Pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang.

c. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Profesi

Profesi merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Orang yang

telah ahli dan menggeluti bidang pekerjaan tertentu dikenal sebagai orang yang

profesional. Dalam kehidupan bermasyarakat telah tumbuh dan berkembang berbagai

macam profesi atau pekerjaan yang merupakan sumber penghasilan seperti guru, dokter,

arsitek, seniman, militer, olah ragawan, politisi, advokat, petani, pedagang, pengusaha,

bankir, dan lain sebagainya.

Kecenderungan orang untuk menjaga dan mengembangkan profesionalisme telah

menjadi pendorong bagi terbentuknya organisasi profesi. Di antara organisasi profesi

tersebut adalah:

1) PWRI (Persatuan wartawan Seluruh Indonesia).

2) AJI (Aliansi Jurnalistik Independen).

3) IDI (Ikatan Dokter Indonesia).

4) PGRI (Persatuan Guru Seluruh Indonesia).

5) TNI (Tentara Nasional Indonesia).

Selaras dengan perkembangan zaman, manusia dituntut untuk profesional. Oleh karena

itu, mau tidak mau manusia harus memilih salah satu bidang yang menjadi kecenderungan

terkuat dari dirinya sehingga benar-benar ahli dalam bidang yang dipilih tersebut. Tumbuh

dan berkembangnya beberapa profesi yang kemudian dikokohkan lagi dengan terbentuknya

berbagai macam organisasi profesi seperti di atas telah menunjukkan adanya diferensiasi

sosial yang ada dalam kehidupan sosial.

Sumber:

Encarta Ancyclopedia,

2002

Ilmuwan dan peneliti merupakan profesi yang berbeda sifat dan karakteristiknya dengan profesi yang lain

17

Struktur Sosial

Kegiatan

Tuhan telah menganugerahkan potensi yang berbeda-beda kepada setiap orang untuk

dikembangkan dalam mengisi kehidupan.

1. Setiap orang memiliki potensi-potensi yang merupakan kecenderungan terkuat

dari bakat dan minat yang dimilikinya. Bagaimana halnya dengan kecenderungan

potensi yang kalian miliki?

2. Profesi apakah yang kelak akan kalian kembangkan pada hari depan kalian?

3. Berikan beberapa alasan mengapa kalian mencita-citakan untuk mengembangkan

suatu profesi tertentu pada hari depan kalian?

4. Setiap jenis profesi memiliki konsekuensi-konsekuensi tersendiri. Diskusikanlah

dengan teman sekelas kalian, apakah konsekuensi dari profesi guru, dokter, polisi,

wartawan, militer, pilot, pedagang, seniman, dan artis?

d. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Klan

Klan merupakan suatu satuan sosial yang para anggotanya memiliki hubungan keke-

rabatan. Dengan demikian, kesatuan klan didasarkan atas hubungan darah atau keturunan

(

geneologis

). Biasanya klan atau kelompok kekerabatan ditarik berdasarkan garis keturunan

(

unilateral

). Kelompok kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan dari pihak bapak

dikenal dengan istilah patrilineal, sedangkan kelompok kekerabatan yang didasarkan pada

garis keturunan dari pihak ibu dikenal dengan istilah

matrilineal

.

Kelompok kekerabatan banyak dijumpai dalam kehidupan bangsa Indonesia. Klan-

klan yang ada dalam kehidupan masyarakat Batak disebut dengan marga, seperti Marga

Simanjuntak, Marga Hutabarat, Marga Harahap, Marga Hutagalung, Marga Hutauruk, dan

lain sebagainya. Masyarakat Minangkabau juga mengenal sistem klan yang disebut dengan

kampuang.

e. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Suku Bangsa

Sumber:

dte.gn.apc.org

Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa.

18

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

Sumber:

Encarta Ancyclopedia,

2002

Lumbung padi masyarakat Toraja

Suku bangsa atau sering juga disebut juga dengan ethnic group merupakan suatu

golongan manusia yang terikat atas kesadaran dan identitas akan kesatuan ciri-ciri, asal

usul, wilayah, adat istiadat, dan kebudayaan. Adapun beberapa kesamaan ciri-ciri yang

membentuk suku bangsa antara lain adalah: (1) tipologi

fi

sik seperti jenis rambut, warna

mata, warna kulit, dan lain sebagainya, (2) bahasa yang digunakan, (3) adat istiadat, (4)

kesenian, dan (5) adanya kesadaran kolektif.

Di Indonesia terdapat ratusan suku bangsa yang membentuk satu kesatuan bangsa,

yakni bangsa Indonesia. Diferensiasi suku bangsa bersifat horisontal sehingga masing-

masing suku bangsa memiliki persamaan derajat, harkat, dan martabat. Ciri-ciri yang pa-

ling menonjol yang merupakan identitas suku bangsa adalah bahasa dan kebudayaan. Oleh

karena itu, diferensiasi sosial (perbedaan sosial) berdasarkan suku bangsa sering ditunjukkan

dengan adanya perbedaan bahasa dan kebudayaan.

Kegiatan

Bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Mer-

auke. Hampir setiap daerah di wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

aneka ragam bahasa, adat istiadat, dan kebudayaan yang berbeda-beda. Keanekaraga-

man tersebut pada satu sisi merupakan potensi positif yang memperkokoh persatuan dan

kesatuan bangsa, disamping juga merupakan kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia.

Namun pada sisi yang lain, keanekaragaman juga merupakan potensi negatif yang da-

pat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa jika tidak dibina dan dikembang-

kan sikap saling hormat menghormati, saling harga menghargai, dan saling menjunjung

tinggi satu sama lain.

19

Struktur Sosial

Keadaan seperti itu telah disadari sejak zaman kerajaan Majapahit. Kita tahu bahwa ker-

ajaan Majapahit telah berhasil mempersatukan seluruh wilayah Nusantara, bahkan sam-

pai ke luar negeri. Untuk membina persatuan dan kesatuan tersebut, kerajaan Majapahit

membuat suatu semboyan yang ditulis oleh Empu Prapanca di dalam Kitab Sutasoma

yang berbunyi: Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Semboyan tersebut

kurang lebih berarti meskipun berbeda-beda tetapi pada hakekatnya tetap satu.

Secara singkat diferensiasi yang ada di negara kita meliputi diferensiasi suku, agama,

ras, dan antar golongan yang kemudian dikenal dengan istilah SARA. Coba diskusikan

dengan teman sekelas kalian:

(1) Bagaimanakah cara yang dapat ditempuh untuk menunjukkan sikap tidak diskrimi-

natif terhadap segala macam diferensiasi yang ada tersebut?

(2) Belakangan ini telah berkembang isu demokratisasi di tengah-tengah kehidupan

berbangsa dan bernegara. Bagaimanakah pendapat kalian tentang isu demokratisa-

si tersebut, apakah mendukung atau merugikan persatuan dan kesatuan bangsa?

Jelaskan pendapat kalian disertai dengan argument yang kuat!

f. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Agama

Menurut

Emile Durkheim

,

agama merupakan suatu sistem terpadu mengenai kepercayaan

dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci dan menyatukan semua pengikutnya ke

dalam suatu komunitas moral yang disebut umat. Semua ajaran agama mengatur hubungan,

baik hubungan antara sesama manusia maupun hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Dengan demikian, ajaran-ajaran agama mengatur pola kehidupan bersama tanpa meman-

dang jenis kelamin, suku bangsa, klan, ras, dan lain sebagainya.

Sumber:

Encarta Ancyclopedia,

2002

Umat Islam sedang menunaikan ibadah tawaf sebagai rangkaian dari rukun haji di Mekah Al-Mukarromah

20

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

Seperti yang diketahui bahwa setiap agama, selain memiliki sistem kepercayaan, sistem

ritual, juga memiliki sekelompok penganut yang disebut dengan umat, seperti umat Islam,

umat Katolik, umat Protestan, umat Hindu, umat Budha, dan sebagainya. Dengan demikian

umat merupakan penggolongan warga masyarakat berdasarkan agama yang dianut. Antara

sesama umat beragama biasanya terjalin ikatan emosional yang kuat. Keadaan seperti ini

terjadi karena agama merupakan bagian yang paling mendalam dari kepribadian seseorang.

Tidak mengherankan jika masalah agama merupakan masalah yang sangat sensitif karena

berhubungan dengan keyakinan tentang kebenaran yang hakiki.

D. PENGARUH DIFERENSIASI DAN STRATIFIKASI SOSIAL YANG

TERDAPAT PADA MASYARAKAT

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai adanya strati

fi

kasi sosial (

pelapisan

sosial

) dan diferensiasi sosial (perbedaan sosial) dalam masyarakat. Seperti yang kita ketahui

strati

fi

kasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal,yang

diwujudkan dari tingkatan masyarakat paling tingggi ke tingkatan paling rendah (

umur,

kekayaan,kepandaian

). Sedangkan diferensiasi sosial lebih mengacu pada pembedaan

masyarakat yang tidak bertingkat (

horizontal

) misalnya pengelompokan masyarakat atas

dasar ras, agama, dan jenis kelamin.

Sebagai ilustrasi untuk membedakan antara strati

fi

kasi sosial dengan diferensiasi sosial,

misalnya Andi berumur 20 tahun, Budi berumur 15 tahun hal ini menunjukkan Andi termasuk

pada tingkatan usia dewasa,sementara Budi tingkatan usia remaja. Contoh diferensiasi sosial

adalah Ucok bersuku bangsa Batak, Dodo bersuku bangsa Jawa. Diferensiasi suku bangsa

antara Ucok dan Dodo hanya berfungsi sebagai pembeda,bukan menunjukkan suku bangsa

yang satu lebih unggul daripada suku bangsa yang lainnya.

Namun dalam kehidupan masyarakat pengaruh dan perbedaan antara strati

fi

kasi sosial

dengan diferensiasi sosial masih sering dicampuradukkan. Misalnya kita masih mengenal

apa yang disebut

primordialisme

, yaitu suatu paham atau perasaan bahwa kelompok “saya

lah” yang paling baik atau paling unggul. Terlebih lagi dengan adanya paham ethnosentrisme

dimana individu atau kelompok menganggap budaya sendiri atau suku bangsanya yang

paling unggul dari suku bangsa lain serta menganggap remeh budaya/suku bangsa lain.

Diferensiasi antar jenis kelamin tertutama dalam hal menduduki suatu jabatan tertentu

kadang-kadang masih diperdebatkan. Anggapan bahwa kedudukan laki-laki lebih tinggi

dibandingkan dengan kedudukan perempuan masih banyak melekat dalam falsafah hidup

sebagian masyarakat kita.

Dengan demikian strati

fi

kasi sosial juga akan mempengaruhi kon

fl

ik dan integrasi sosial,

karena strati

fi

kasi sosial dapat membuahkan kesenjangan dalam kehidupan masyarakat yang

akhirnya juga akan membuahkan kon

fl

ik dan bisa mengancam integrasi sosial. Diferensiasi

sosial juga dapat menimbulkan kon

fl

ik karena adanya perbedaan ras, suku dan agama.

E. KONSOLIDASI DAN INTERSEKSI YANG TERJADI DI DALAM

MASYARAKAT

Interseksi dalam Kamus Inggris-Indonesia yang disusun oleh

Hassan Shadily

diartikan

sebagai titik potong atau pertemuan. Jika kita kaitkan dengan strati

fi

kasi sosial dan

21

Struktur Sosial

Latar belakang manusia yang berbeda-beda baik itu mengenai asal usul, pendidikan,

keturunan, jabatan dan lainnya akan membentuk suatu struktur masyarakat yang dapat

membedakan status manusia didalam kehidupan bermasyarakat secara

vertikal

(strati

fi

kasi

sosial) maupun

horizontal

(differensiasi sosial). Kenyataan ini akan memberikan dampak

yang beraneka ragam dalam kehidupan bermasyarakat.

Strati

fi

kasi sosial adalah gejala alami yang tidak mungkin dapat dihilangkan, yang merupa-

kan konsekuensi logis dari faktor-faktor yang ada dalam kehidupan manusia, yaitu

: (1) ketu-

runan, (2) kekayaan, (3) kedudukan, (4) pendidikan, (5) pekerjaan, dan lain

sebagainya.

Strati

fi

kasi sosial dapat terjadi melalui dua cara, yaitu: (1) terjadi secara alamiah

selaras dengan pertumbuhan masyarakat, dan (2) terjadi secara disengaja dan direncanakan

manusia.

Pembentukan strati

fi

kasi sosial sangat terkait dengan nilai-nilai yang berharga dan

terhormat. Hal ini sangat tergantung pula dari sudut mana seseorang memandang. Secara

umum standar nilai tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kriteria, yakni

kriteria

ekonomi, kriteria sosial, dan kriteria politik

.

Status yang dimiliki oleh seseorang membawa konsekuensi terhadap peran seseorang

dalam kehidupan sosial. Status yang dimiliki itu tercermin dalam peran-peran yang

ditunjukkan dalam interaksi sosial. Pemahaman terhadap sistem sosial sangat diperlukan

untuk dapat melihat hubungan antara status dan peran sosial dalam sebuah interaksi sosial.

Status sosial dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu (1) status yang diperoleh sejak

lahir seperti jenis kelamin, kasta, dan lain sebagainya, dan (2) status yang diperoleh melalui

kerja keras seperti pengusaha, pimpinan partai politik, PNS, dan lain sebagainya.

Jika seseorang dalam sebuah kelompok social memiliki status sosial maka ia akan

memiliki peran dari statusnya itu. Misalnya, seorang guru akan memiliki kewajiban

memberikan pengajaran pada murid-muridnya, dan lain sebagainya.

Diferensiasi sosial atau perbedaan sosial merupakan pembedaan warga masyarakat ke

dalam golongan-golongan atau kelompok-kelompok secara horizontal. Hal ini dicirikan

dengan: ciri-ciri

fi

sik, ciri-ciri sosial, dan ciri-ciri budaya.

R

angkuman

diferensiasi sosial, maka interseksi merupakan persilangan atau pertemuan keanggotaan

dari dua suku bangsa atau dua kelompok sosial yang berbeda (

Yudhistira, 2004:74

).

Konsolidasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai perbuatan

yang dapat memperteguh atau memperkuat hubungan dan persatuan. Akibat interseksi

dan konsolidasi baik di tingkat lokal maupun internasional menimbulkan tingkatan dalam

masyarakat berupa elit-elit dalam bidang ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran,

politik, agama, pengajar, dan lain-lain.

22

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

Bentuk-bentuk diferensiasi sosial dapat dibedakan atas enam macam, yaitu: diferen-

siasi sosial (perbedaaan sosial) berdasarkan jenis kelamin, ras, profesi, klan, suku bangsa,

dan agama.

23

Struktur Sosial

Jawablah beberapa pertanyaan berikut ini dengan benar!

1. Apakah yang dimaksud dengan strati

fi

kasi sosial (

social strati

fi

cation

)?

2. Berikan beberapa contoh strati

fi

kasi sosial yang ada di lingkungan masyarakat kalian!

3. Sebutkan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya strati

fi

kasi sosial (

social

strati

fi

cation

)!

4. Jelaskan dua cara terbentuknya strati

fi

kasi sosial (

social strati

fi

cation

)!

5. Jelaskan tiga lapisan sosial ditinjau dari tingkat perekonomiannya!

6. Apakah yang dimaksud dengan strati

fi

kasi sosial berdasarkan kriteria sosial?

7. Berikan contoh strati

fi

kasi sosial berdasarkan kriteria sosial di lingkungan masyarakat

kalian!

8. Apakah yang dimaksud dengan strati

fi

kasi sosial berdasarkan kriteria politik?

9. Berikan contoh strati

fi

kasi sosial berdasarkan kriteria politik di lingkungan masyarakat

di mana kalian berada!

10. Jelaskan tiga pola sistem strati

fi

kasi kekuasaan menurut Mac Iver!

11. Karl Marx telah mengembangkan faham komunis yang menginginkan terbentuknya

masyarakat tanpa kelas. Menurut pandangan kalian, mungkinkan dapat terwujud

masyarakat tanpa kelas seperti yang dibayangkan oleh Karl Marx tersebut? Mengapa

demikian?

12. Apakah yang dimaksud dengan diferensiasi sosial (perbedaan sosial)?

13. Sebutkan ciri-ciri yang terdapat dalam diferensiasi sosial (perbedaan sosial)!

14. Sebutkan faktor-faktor yang mendasari terbentuknya diferensiasi sosial!

15. Apakah yang dimaksud dengan ras?

16. Sebutkan lima macam ras manusia menurut A.L. Kroeber!

17. Sebutkan beberapa organisasi profesi yang kalian ketahui!

18. Apakah yang dimaksud dengan klan?

19. Apakah yang dimaksud dengan suku bangsa?

20. Sebutkan beberapa ciri yang membentuk suku bangsa!

21. Sebutkan beberapa suku bangsa yang ada di Indonesia!

22. Bagaimanakah pendapat Emile Durkheim tentang agama?

F

Latihan

Glosarium

Strati

fi

kasi social

: Penggolongan warga masyarakat ke dalam kelompok-kelompok

tertentu secara bertingkat-tingkat

Hierarchies : bertingkat

Upper class

: Kelas atas

Middle class

: Kelas menengah

Lower Class

: Kelas rendah atau kelas bawah

System social

: keseluruhan struktur sosial dan proses social

Struktur social

: keseluruhan susunan status, peran, dan aturan-aturan yang

mengikat status dan peran tersebut dalam sebuah interaksi so-

cial

Proses social

: Segi dinamis dari struktur sosial yang terwujud dalam sebuah in-

teraksi social

System social

: keseluruhan dinamisitas dari struktur sosial dalam suatu proses

social

Diferensiasi : Perbedaan

Status social

: suatu posisi yang disandang oleh seseorang dalam suaku kelom-

pok masyarakat yang didalamnya melekat hak dan sekaligus ke-

wajiban tertentu

Kasta

: sebutan untuk tingkatan social dalam struktur social masyarakat

hindu

Privilese : Hak istimewa

Budaya

: Hasil dari cipta, karsa, dan karya manusia

Dikotomi : perbedaan

Bhineka

Tunggal Ika

: Berbeda-beda tetapi Satu Jua

Diferensiasi social : Keragaman social

Apphartheid

: Sebuah system politik yang cenderung membeda-bedaan ras

Ras

: penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri

fi

sik yang khas

Klan

: suatu satuan sosial yang para anggotanya memiliki hubungan

kekerabatan

Patrilineal

: kelompok kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan

dari pihak bapak

Matrilineal

: kelompok kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan

dari pihak ibu

Ascribed status

: Status bawaan

Achiwed Status

: Status yang diusahakan

24